Oleh : Prof Dr Munawir Kamaluddin MA MH, (Guru Besar Pendidikan Nilai dan Karakter UIN Alauddin Makassar)
Hari ini Iran nampak melaju, sementara Amerika terjebak, sehingga ketegangan Timur Tengah dan pergeseran kekuasaan globalpun tak terhindarkan.
Iran Berani Serang, Amerika Terdiam?
Konflik Iran dan Israel semakin memanas. Namun, yang menarik adalah bagaimana Iran berani melancarkan serangan langsung ke wilayah Israel.
Ini bukan lagi perang proksi atau aksi di balik layar. Iran langsung meluncurkan rudal dan drone dari wilayahnya sendiri.
Sementara itu, Amerika Serikat yang selama ini jadi penopang utama Israel, malah terlihat ragu dan tersandung dalam mengambil langkah tegas.
AS akhirnya melancarkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran, tapi langkah itu justru memicu kritik internasional dan memadamkan peluang diplomasi.
Iran: Taktik Tegas dan Konsisten
Iran menunjukkan keseriusan yang jarang terlihat. Mereka tidak hanya bicara, tapi bertindak.
*Balasan langsung ke Israel dengan operasi “True Promise 3”.
*Menghentikan pembicaraan nuklir setelah serangan AS.
*Menolak kompromi dan bersikukuh mempertahankan hak nuklirnya.
Ini bukan hanya soal kekuatan militer, tapi soal strategi politik yang matang dan visi jangka panjang.
*Amerika: Blunder yang Berulang*
Saat ini AS menghadapi dilema berat dalam situasi konflik Iran-Israil , disatu sisi AS harus membuktikan dirinya sebagai sekutu Israel namun pada bahagian lain menjadi blunder dimata dunia.
AS saat ini dalam posisi dilematis karena Jika bertindak terlalu keras, berpotensi memicu perang luas.
Namun Jika AS diam, kehilangan muka dan kredibilitas global. Bertindak pun akan menuai kontroversi dimata negara-negara bahkan menimbukkan konflik baru yang berpotensi melahirkan poros anti Amerika.
Serangan ke situs nuklir Iran memang memperlihatkan kekuatan militer AS. Namun, serangan ini juga membuat AS tampak bermain reaktif dan kehilangan arah strategi.
Aliansi internasional juga mulai goyah. Banyak negara menilai AS terlalu agresif dan tidak menghormati aturan internasional.
*Poros Anti-Amerika Makin Kuat*
Menariknya, negara-negara seperti Rusia dan Cina tidak mengecam Iran, malah menyebut serangan AS provokatif. Turki, Qatar, bahkan Arab Saudi mulai menunjukkan sikap yang lebih netral atau bahkan skeptis terhadap AS.
Ini mengindikasikan bahwa kekuatan global sedang bergeser. Dunia mulai mencari keseimbangan multipolar, tidak lagi hanya mengandalkan dominasi Amerika.
*Apa Maknanya untuk Indonesia dan Dunia?*
Konflik ini mengajarkan satu hal penting, kekuatan global bukan hanya milik Amerika dan Barat. Kedaulatan, visi strategis, dan keberanian mengambil risiko menjadi modal utama dalam menentukan posisi dunia.
Indonesia dan negara-negara Islam harus belajar dari situasi ini, bahwa pentingnya bangun kedaulatan politik dan ekonomi agar tidak menjadi alat dalam persaingan kekuatan besar.
Dari konflik Iran-Israel ini kita melihat sebuah pemandangan adab dapat ditarik kesimpulan bahwa Iran membuktikan dirinya sebagai pemain serius yang berani bertindak, sementara Amerika terjebak dalam dilema dan blunder yang menggerus pengaruhnya.
Dunia sedang menyaksikan pergeseran kekuatan global yang akan mempengaruhi tatanan dunia dalam dekade mendatang.
*Visi Strategis Presiden Prabowo*
Sikap politik dan langkah strategis militer yang selalu didengungkan baik sebelum maupun setelah menjadi presiden Indonesia, agar negara ini menyiapkan diri menghadapi dinamika global dan situasi dunia yang tidak menentu.
Di tengah ketegangan global yang makin sulit diprediksi, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang tegas dan visioner dalam menjaga kedaulatan nasional.
Dalam konteks ini, Presiden Prabowo Subianto patut diapresiasi atas komitmen dan konsistensinya dalam memperkuat sistem pertahanan nasional.
Sebagai mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Prabowo memahami bahwa pertahanan bukan sekadar urusan militer, tapi sarana menjaga kehormatan bangsa di mata dunia.
Visi beliau selalu menekankan bahwa negara yang kuat secara diplomasi harus didukung oleh kemampuan pertahanan yang kredibel dan disegani.
Pengadaan peralatan perang seperti jet tempur modern, kapal selam strategis, serta sistem pertahanan udara jarak jauh bukan sekadar belanja militer, melainkan langkah strategis untuk menjaga stabilitas nasional di tengah ketegangan global seperti yang terjadi antara Iran-Amerika, Rusia-NATO, dan dinamika Laut Cina Selatan.
Dengan pendekatan yang realistis dan terukur, Prabowo menyiapkan Indonesia agar tidak menjadi penonton apalagi korban dari konflik global. Indonesia harus siap, mandiri, dan diperhitungkan.
“Negara yang kuat adalah negara yang mampu berdiri tegak saat badai geopolitik melanda dunia,” begitu salah satu prinsip yang sering digaungkan Presiden Prabowo.
Dalam tatanan dunia yang semakin multipolar dan fluktuatif, kebijakan pertahanan yang matang dan terencana bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan sejarah.
Indonesia sedang bersiap menjadi negara besar, dan kekuatan pertahanan adalah pondasi kepercayaan diri bangsa.
Indonesia di Antara Bara Timur Tengah dan Badai Geopolitik Dunia
Konflik Iran-Israel bukan lagi sekadar pertikaian dua negara di Timur Tengah. Ia telah menjadi simbol perubahan besar dalam lanskap kekuatan dunia, di mana negara-negara non-Barat mulai berani menantang dominasi Amerika Serikat secara terbuka.
Iran telah membuktikan bahwa keberanian, strategi jangka panjang, dan keteguhan prinsip bisa mengguncang tatanan lama.
Sementara itu, Amerika terjebak dalam posisi dilematis, antara membela sekutu dan menjaga citra global, antara unjuk kekuatan dan menjaga perdamaian. Ini menjadi pelajaran besar bagi negara-negara seperti Indonesia.
Indonesia harus mengambil pelajaran berharga dari dinamika ini. Kita tidak boleh menjadi penonton di tengah turbulensi geopolitik global. Kedaulatan tidak hanya ditentukan oleh diplomasi manis, tapi juga oleh kesiapan pertahanan dan ketegasan visi kepemimpinan nasional.
Dalam konteks inilah, langkah Presiden Prabowo Subianto memperkuat sistem pertahanan nasional, baik dari segi teknologi, personel, maupun doktrin pertahanan, menjadi sangat relevan dan layak diapresiasi.
Di tengah dunia yang kian tak menentu, Indonesia harus berdiri tegak: siap, kuat, dan tidak mudah diperalat kekuatan asing.
Karena pada akhirnya, negara yang dihormati adalah negara yang mampu menjaga dirinya sendiri. Dan Indonesia, dengan segala potensinya, layak untuk dioertimbangkan dipanggung dunia.# Wallahu A’lam Bishawab🙏*MK*
*SEMOGA BERMANFAAT*
*al-Fakir Munawir Kamaluddin*