BEM FH UMK Gelar Dialog Kebangsaan, Pancasila Sebagai Alat Perekat dan Pemersatu Bangsa
RAIJurnal.com, KENDARI – Indonesia merupakan bangsa yang majemuk sebab terdiri dari berbagai suku, bahasa, ras dan agama. Oleh karena itu para pendiri bangsa Indonesia telah mengantisipasi adanya radikalisme dan intoleransi dengan menjadikan Pancasila sebagai perekat bangsa sehingga tidak ada lagi suku, ras dan agama yang merasa paling berjasa terhadap Indonesia.
Berangkat dari hal tersebut, dalam rangka meneguhkan semangat berbangsa dan bernegara di kalangan mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kendari (BEM FH UMK) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan konsep Dialog kebangsaan di Aula Gedung Baru Lantai IV Universitas Muhammadiyah Kendari, Selasa (29/6/2021).
Dengan tetap menerapkan prokes Covid-19, diskusi ini dihadiri puluhan Mahasiswa Fakultas Hukum UMK dan menghadirkan empat narasumber yakni Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara, H Akhmad Al Jufri, Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama Sulawesi Tenggara, K.H Muslim, Kepala LPPM IAIN, Abdul Gaffar dan Dekan Fakulta Hukum UMK Ahmad Rustan.
Pelaksana Tugas (Plt.) BEM FH UMK, Agus Alvian mengatakan, kegiatan dialog tersebut berorientasi pada pencegahan paham radikalisme.
“Orientasi kegiatan kali ini yakni mengarahkan peran mahasiswa, agar bisa melakukan langkah-langkah prefentif untuk mencegah paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila,” katanya.
Menurutnya, di Indonesia masih terdapat beberapa kelompok yang mencoba menanamkan doktrin kepada masyarakat ataupun mahasiswa yang bertentangan dengan paham pancasila bahkan ingin merusak ideologi tersebut.
“Dengan kegiatan ini harapannya, mahasiswa harus mampu untuk membentengi diri dan masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai pancasila,” tuturnya.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah H Akhmad Al Jufri memberikan wawasan kepada peserta bahwa agama Islam mengajarkan ukhuwah islamiyah, ukhuwah kebangsaan, ukhuwah kemanusiaan.
“Sementara dalam bernegara dan berbangsa titik temu yang menyatukan kita sebagai satu bangsa adalah Pancasila,” kata dia.
Pancasila kata Akhmad sebagai alat perekat menyatukan bangsa ini.
“Salah satu keunggulan Indonesia karena memiliki Pancasila. Tidak ada pertentangan dalam perumusan Pancasila, karena Pancasila yang merekatkan kita,” katanya.
Sementara itu K.H Muslim berharap kepada mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut untuk menyiapkan segala hal dalam menghadapi perkembangan zaman saat ini.
“Kami berharap kepada para mahasiswa untuk menyiapkan diri, mulai dari kapasitas ilmu, integritas, ilmu agama dalam menghadapi perkembangan zaman saat ini yang terkadang bertentangan dengan nilai Pancasila,” ujarnya.
Dalam pemaparannya Dekan Fakultas Hukum UMK, Ahmad Rustam mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa patriotisme mahasiswa dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Dia juga berharap kepada mahasiswa yang telah mengikuti dialog kebangsaan tersebut, agar mampu melakukan kritik yang membangun terhadap negara dengan cara yang bermartabat.
“Harapannya ke depan setelah agenda ini, mahasiswa tidak lagi mempermasalahkan antara Pancasila dan agama, karena sejatinya nilai Pancasila sudah cukup menjadi perekat bangsa apapun agamanya,” kata dia.